--
Google

Saturday, December 6, 2008

FARDU;'AIN

Ustazah Siti Nor Bahyah

Dr Fadzilah Kamsah

Ustaz Ismail Kamus
Ustaz Haji Shamsuri

Thursday, December 4, 2008

NASA Wednesday Dec. 3, 2008 of the Tycho supernova remnant combines infrared and X-ray observations....


This X-ray image provided by NASA, and captured by the German ROSAT satellite in the 1990s, shows the remnant of a supernova that was observed in 1572 by Danish astronomer Tycho Brahe. A new study explores the nature of that star explosion

This composite image provided by NASA Wednesday Dec. 3, 2008 of the Tycho supernova remnant combines infrared and X-ray observations obtained with NASA's Spitzer and Chandra space observatories, respectively, and the Calar Alto observatory, in Spain. The image shows the remnant of a supernova that was observed in 1572 by Danish astronomer Tycho Brahe. The explosion has left a blazing hot cloud of expanding debris (green and yellow). The location of the blast's outer shock wave can be seen as a blue sphere of ultra-energetic electrons. Newly synthesized dust in the ejected material and heated pre-existing dust from the area around the supernova radiate at infrared wavelengths of 24 microns (red). Foreground and background stars in the image are white.

Thursday, November 27, 2008

Ustaz Jumadi Mustar - Misteri Nusantara

Ustaz Jumadi Mustar - Misteri Nusantara

Ustazah Siti Nor Bahyah

Ustazah Siti Nor Bahyah

Ustaz Akhil Hayy

Ustaz Akhil Hayy

Dr Fadzilah Kamsah

Dr Fadzilah Kamsah

Ustaz Ismail Kamus

Ustaz Ismail Kamus

Ustaz Haji Shamsuri

Ustaz Haji Shamsuri

Monday, November 10, 2008

Wednesday, October 22, 2008

Monday, September 29, 2008

'IBADUR- RAHMAN' terjemahan...

63.
Dan hamba-hamba dari Tuhan Yang Pemurah itu, ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan sopan dan bila mereka ditegur sapa oleh orang-orang yang bodoh, mereka menjawab dengan " salam".

64.
Dan mereka yang pada malam hari bergadang menyembah Tuhan, baik sujud maupun berdiri.

65.
Dan mereka yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan kiranya kami daripada azab .neraka jahannam, karena azab neraka jahannam itu sangat memilukan.

66.
Dia (neraka jahannam) adalah seburuk-buruk tempat kediaman dan seburuk-buruk tempat tinggal.

67.
Dan orang-orang yang bila menafkahkan harta mereka, tidaklah mereka ceroboh dan tidak pula kikir, melainkan pertengahan di antara keduanya.

68.
Dan orang yang tidak menyeru Tuhan yang lain bersama Allah, dan tidak mereka membunuh diri yang diharamkan oleh Allah kecuali menurut haknya dan tidak pula mereka berzina. Dan barangsiapa yang berbuat demikian itu, niscaya akan bertemu ia dengan dosa.

69.
Berlipat gandalah siksa yang akan dideritanya di hari kiamat, dan tetap mereka di sana dalam keadaan terhina.

70.
Kecuali orang yang taubat, dan beriman dan beramal dengan amalan yang saleh. Orang-orang yang semacam itu akan diganti Oleh Allah kejahatannya dengan berbagai kebaikkan. Dan Tuhan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

71.
Dan siapa-siapa yang kembali (taubat) dan beramal pula dengan amalan-amalan yang saleh, maka sesungguhnya kembalinya itu ialah kepada Allah, sebenarnya taubat.

72,
Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian, dusta; dan bila mereka melalui urusan-urusan yang tidak ada gunanya, mereka lewat saja dengan sikap yang mulia.

73.
Dan orang-orang yang bila diingatkan ayat Tuhan kepada mereka, tiadalah mereka menulikan telinga dan membutakan mata.

74.
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahilah kiranya kami ini isteri dan keturunan yang menjadi cahaya mata, dan jadikanlah kiranya kami ini menjadi Imam-ikutan daripada orang-orang yang bertaqwa kepad Engkau.

75.
Orang-orang itulah yang akan diberi ganjar-pahala dengan ruancan yang mulia karena kesabaran mereka, dan di sana mereka akar, disambut dengan segala kehormatan dan kebahagiaan.

76.
Kekal mereka di sana selamanya! Itulah yang sebaik-baik tempat kediaman dan tempat tinggal.

77.
Katakan olehmu (Ya Utusan Kami): 'Tuhanku tidak akan memperdulikan kamu. Sesungguhnya kamu telah pernah mendustakan. maka. oleh karena itu pastilah kamu mendapat hukuman.

'IBADUR- RAHMAN'
UNTUK meresapkan ayat-ayat 'Ibadur-Rahman ini ke dalam jiwa, bacalah dengan penuh khusyuk ayat yang sebelumnya, yang telah ditafsirkan di aras tadi. "Dialah, Tuhan, yang telah mempergantikan di antara malam dengan siang". Apabila hal itu diperhatikan dan direnungkan, timbullah ingatan akan kebesaran Ilahi (zikir) dan akan timbullah rasa syukur, Pergantian siang dengan malam, pertemuan hari dengan bulan dan bulan dengan tahun. Matahari terbit dan matahari terbenam, memperlihatkan pula putaran roda nasib dalam dunia fana ini.

Kadang-kadang ada bintang naik dan kadang-kadang ada bintang jatuh. Usia manusia laksana terbitnya bulan, sejak bulan sabit sampai bulart purnama clan sampai susut bulan. Banyak yang kita dapat baca dalam pergantian malam dengan slang itu. Ada bangsa jatuh, ada bangsa naik dan kemudian tiba giliran bagi yang jatuh buat bangkit kembali, semuanya berlaku dalam slang dan dalam malam. Dengan pergantian malam.dengan siang itulah kita mengumpulkan sejarah dalam ingatan kita.Tak ada pergantian malam dengan siang, niscaya tak ada apa yang dinamai sejarah. Bila menilik pergantian di antara malam dengan slang, akan timbullah ingatan atas kekuasaan Tuhan (zikir). Tidak ada artinya dan nilainya pergantian malam dengan siang itu bagi orang yang ticlak menyediakan jiwanya buat mengenal Tuhan dan mensyukuri ni'mat-Nya, Apabila zikir clan syukur telah tumbuh dalam hati, mulailah terasa bahwa kehidupan makhluk seluruhnya, termasuk kehidupan kita sendiri, tidaklah pernah terlepas daripada kasih-sayang dan kemurahan Tuhan. Ke mana saja pun mata memandang, Rahman-Ilahi akan jelas nampak. Rahman Ilahi meliputi segala. Terasalah kecil difi di hadapan kebesaran-Nya, dan bersedialah kita dengan segala kerelaan hati buat menjadi hamba dari Tuhan Pemurah itu. Orang-orang yang insaf itulah 'lbad ar-Rahman.
'
Keinsafan siapa diri di hadapan Kemurahan Tuhan menimbulkan kesuka-relaan mengabdi dan berbakti. Dasarnya ialah Zikr dan Syukr membentuk pribadi sehingga tumbuhlah "tokoh-tokoh" 'Ibad ar-Rahman itu Adalah di dalam ayat-ayat akhir Surah "A1-Furqan" ini Tuhan mewahyukan kepada Rasul tentang sifat-sifat, karakter, sikap-hidup dan padangan-hidup daft 'Ibad ar-Rahman.

Pertama sekali ialah sebagai yang dijelaskan pada ayat 63: Orang yang berhak disebut 'Ibad ar-Rahman (Hamba-hamba daripada Tuhan Yang Maha Murah), ialah orang-orang yang berjalan cli atas bumj Allah dengan sikap sopan santun, lemah lembut, tidak sombong dan tidak pongah. Sikapnya tenang.

Bagaimana dia akan mengangkat muka dengan sombong, padahal alam di kelilingnya menjadi saksi atasnya bahwa dia musti menundukkan diri. Dia adalah laksana padi .yang telah berisi, sebab itu clia tunduk. Dia tunduk kepada Tuhan karena insaf akan k'ebesaran Tuhan dan dia rendah hati terhadap sesamanya manusia, karena dia pun insaf bahwa dia tidak akan sanggup hidup sendiri, di dalam dunia ini.

Danbila dia berhadapan, bertegur sapa dengan orang yang bodoh dan dangkal fikirafi, sehingga kebodohannya banyaklah katanya yang tidak keluar daripada cara berfikir yang teratur, tidaklah dia lekas marah, tetapi disambutnya dengan baik dan diselenggarakannya, Pertanyaan dijawabnya dengan memuaskan, yang salah dituntunnya sehingga kembali ke jalan yang benar. Orang semacam itu pandai benar manahan hati.

Dalam ayat 64 diterangkan lagi sifat-sifatnya yang lain. Yaitu kesukaannya ialah bergadang, tidak banyak tidur di waktu malam, karena dia hendak melakukan sujud dan berdiri, tegasnya sembahyang mengingat Tuhan dan membuat hubungan kontak dengan Tuhan.
Laksana jiwanya itu sebagai suatu dinamo yang selalu diisi dengan kekuatan yang baru, hampir setiap malam.

Pada sembahyang malam itulah sumber kekuatannya. Dia mengenal Tuhan demi melihat bekas Rahman-Nya, dan sebab itu dia selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.

Lantaran itu pula maka' jiwanya yang tadinya tidak berdaya (la haula) dan tidak berupaya (la quwwata), dengan sebab Tahajjud (sembahyang malam), dia berdaya kembali dan dia pun berupaya.

Dia pun berdo'a (ayat 65) agar kiranya terlepas daripada azab siksa neraka jahannam, karena azab neraka jahannam adalah membawa kepiluan jiwa. Permohonan seorang Mu'rain agar terlepas daripada azab siksa neraka, adalah gejala daripada kerendahan haft tadi, tersunyi dari pada kesombongan. Dia insaf bahwa dia manusia yang tidak suci daripada lengah dan !alai, selalu dipengaruhi oleh hawa nafsu dan diancam oleh perdayaan syaithan. Hanyalah perlindungan dirikePada Ilahi jua yang akan melepaskan seseorang daripada siksaan itu. cone,'
Seorang 'Ibad ur-Rahman tidaklah merasai,bahwa dia telah mengerjakan suruhan Tuhan dan menghentikan larangannya saja, sudah terjamin bahwa dia akan masuk ke dalam syurga dan terlepas daripada azab neraka. Seorang beriman memandang dosanya, betapa kecil sekali pun, adalah laksana orang duduk di bawah naungan sebuah bukit, yang merasa seakan-akan bukit itu selalu akan menimpa dirinya,

Kemudian pada ayat ke-67 diterangkan lagi sikap hidup sehari-hari seorang 'Ibad ur-Rahrnan itu, yaitu apabila dia menafkahkan harta bendanya tidaklah dia ceroboh, royal dan berlebih daripada ukuran yang musti, tetapi tidak pula sebaliknya, yaitu bakhil (kikir), melainkan dia berlaku sama tengah. Tidak dia ceroboh .royal... sehingga harta bendanya habis tidak menentu, karena pertimbangan fikiran yang kurang matang, tidak memikirkan hari depart. Dan tidak pula dia bakhil, karena bakhil pun adalah satu penyakit. Dia berusaha mencari harta benda ialah pemagar muruaah, penjaga kehormatan diri. Harta benda dicari ialah buat dipergunakan sebagaimana mustinya, bukan mencari harta yang harus diperbudak oleh harta itu sendiri. Maka dua sikap itu, royal dan bakhil, terhadap harta benda adalah alamat jiwa yang tidak "stabil". Keroyalan dan berbelanja lebih daripada keperluan, menjadi alamat bahwa jika orang ini ditimpa bahaya karena kehabisan harta itu kelak, dia~akan dapat menjaga keseimbangan dirinya lagi. Dan orang yang bakhil menjadi putus hubungannya dengan masyarakat, karena dia salah pilih di dalam meletakkan cinta. Kalau diwaktu yang penting harta benda ditahan keluamya, karena bakhil, maka suatu waktu kelak harta benda itu akan terpaksa dikeluarkan juga mau ataupun tidak mau. Seorang yang bakhil ditimpa sakit keras,

dokter menasehatkan supaya dia berobat, supaya dia tetirah (istirahat) ke tempat yang berhawa sejuk berobat meminta belanja banyak. Kalau dia .tidak berobat, dia akan mati. Karena takut akan mati, harta benda itu dikeluarkan pengobat diri, padahal di waktu sedang sehat dia tidak merasai hi'mat harta itu.

Timbullah hidup yang "Qawaaman", yang sama tengah di antara royal dan bakhil, tidak lain sebabnya ialah karena kecerdasan fikiran yang telah terlatih. Memandang bahwa harta benda semata-mata pemberian Tuhan yang hams dirasai ni'mat pemakaianmya, dan dijaga pula jangan sampai dipergunakan untuk yang tidak berfaedah.

Harta benda amat perlu. Kita hendaklah kaya supaya dapat membayar Zakat dan Naik Haji. Sedang zakat dan haji adalah dua di antara 5 tiang (rukun)'daft Islam.

Perjuangan agama, jihad, meminta pengurbanan harta dan jiwa. Dan bila membaca urutan ayat bangun bergadang' tengah malam (ayat 64), dan takut akan siksa neraka jahannam (ayat 65 dan 66) disambungkan lagi dengan ayat melarang royal dan melarang bakhil, nampaklah bahwa Hamba Allah Yang Pemurah itu mempertalikan keteguhan batinnya dengan sembahyang tengah malam, dengan usaha mencari harta benda untuk dinafkahkan. Satu dengan lainnya tiada terpisah.

Kemudian 'itu datanglah ayat 68, menyatakan bahwa seorang Hamba Tuhan Pemurah itu tidaklah menyeru atau berbakti pula kepada Tuhan lain, selain Allah. Dalam ayat itu bertemu tiga hal yang
amat dijauhi oleh Hamba Allah yang sejati itu. Pertama tidak memperserikatkan Tuhan dengan yang lain, kedua tidak membunuh akan suatu nyawa yang diharamkan Allah, kecuali menurut hak-hak yang tertentu, dan ketiga tidak berbuat zina.

Sebagai urut-urutan ayat-ayat yang tersebut sebelumnya, kehidupan seorang Muslim itu adalah tali berjalin tiga. pertama kepercayaan akan ke-ESA-an Tuhan, menjadi Ummat Tauhid yang sejati. Kalimat Tauhid membentuk satu pandangan yang luas, yaitu bahwa seluruh' makhluk Allah ini, terutama sesama manusia adalah bersama diberi hak hidup oleh Tuhan di dalam dunia. Kita tidak berhak mencabut nyawa sesama manusia, kita tidak berhak membunuh. Baik membunuh orang lain ataupun membunuh dift sendiri. Karena membunuh artinya ialah merampas.hak hidup satu nyawa.

Maka dirumuskanlah oleh ahli-ahli penyelidik agama tentang maksud yang sebenamya dari satu masyarakat Islam. Hukum Islam berdiri ialah guna memelihara harta benda, nyawa dan masyarakat.

Seorang hanya boleh dibunuh atas keputusan Hakim, aras suatu kesalahan yang patut dibayarnya dengan nyawanya. Itulah yang disebut Hukum Qishash. Dan karena bertemu kegagalan di dalam hidup, seseorang tidak boleh membunuh dirinya. Di dalam Hadits-hadits Nabi diberikan pcnjelasan bahwa seorang yang mati karena membunuh dirinya, tidak boleh diselenggarakan jenazahnya menurut ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh Islam.

Seorang Hamba Allah sejati pun tidak melakukan zina. Zina adalah perhubungan setubuh yang di luar nikah, atau yang tidak sah nikah. Karena maksud kedatangan agama adalah guna mengatur
keturunan. Kelahiran ke dunia adalah menurut pendaftaran yang sah. Jelas hendaknya .bahwa si anu adalah anak si fulan. Perhubungan kelamin laki-laki dengan perempuan ada'~ah termasuk keperluan hidup dan hajatnya. Agama mengatur hubungan kelamin itu dengan nikah kawin dan ditentukan pula perkawinan yang terlarang, yaitu dengan yang disebut mahram, ~iebagai tersebut di surat 4 A!-'Imran ayat 23-24.

Maka di dalam.ayat 68 dan 69 dijelaskanlah bahwasanya orang yang mempersefikatkar~ Tuhan dengan yang lain, atau menyeru pula akan tuhan selain Allah dan mcmbunuh sesama manusia terrnasuk diri sendiri clan berzina, adalah orang-orang itu akan bertemu dengan hukuman. Qtir'an menentukan hukuman bagi si pembunuh sesama manusia, jiwa bayar dengan jiwa..Qur'an pun menegaskan hukum bagi pezina, karena orang berzina adalah mengacau-balaukan masyarakat.

Orang yang kedapatan berzina akan dihukum, sebagaimana dahulu telah dijelaskan perincian hukuman ini dalam Surat An-Nur. Surat A1-Furqan diturunkan di Mekkah. Dosa zina diterangkan sebagai dosa jiwa. Setelah di Madinah berdiri masyarakat Islam, bagi zina diadakan hukuman badan. Setelah mereka menerima hukumannya yang setimpal di dunia ini, setelah mereka marl akan mendapat siksa berlipat ganda lagi dan ditimpa pula oleh kehinaan,

Ayat )ce-70 dan 'ke-71 menjelaskan bahwa pintu taubat senantiasa terbuka. Betapa pun kerasnya Hukum Tuhan, namun pintu taubat selalu dibukakan. Di samping kekerasan Hukum-Nya, Tuhan pun
adalah pengampun dan pengasih,

TAUBAT adalah kesadaran diri atas kesalahan yang pernah dibuat. Dalam sudut hi, ti sanubari manusia tersimpanlah suatu perasaan yang murni, kesadaran bahwa yang sal~h tetaplah salah. Manusia berjuang dengan hawa nafsunya sendiri untuk menegakkan kebenaran,



Dia harus berjuang dengan hawa nafsu itu. Bertambah keras cita menegakk.an yang benar bertambah keras pula rayuan nafsu buat melanggar suara kebenaran itu. Tetapi selalulah timbul sesal apabila telah terlanjur menuruti hawa nafsu. Haft sanubari senantiasa meratap, memekik, menjerit ingin lepas daft belenggu hawa nafsu. Pada saat yang demikian perjuangan batin itu maha hebat. Manusia jijik dengan kesalahannya sendiri. Di saat yang demikian berkehendaklah
kepada suatu IRADAH, kemauan yang keras sebagai waja. Di hadapannya terbuka satu pintu, yaitu pintu taubat. Tuhan..memberi kesempatan, memanggil, supaya dia lekas keluar daft kesulitan itu. Kekuatan iradahnya menyeba,bkan dia taubat. Arti taubat ialah kembali kepada jalan yang benar.

Di,-lepaskan dil'i'dari belenggu hawa nafsu itu clan dengan kemauan yang keras, dia masuk ke dalam pintu taubat itu dan dia tidak menolehkan mukanya lagi kepada jalan raya kesalahan yang selama ini telah ditempuhnya. Dia sekarang benar-benar merasai kebebasan jiwa karena !epas dari belenggu. Dia sekarang menempuh hidup yang band. Maka di dalam ayat 70 itu dijelaskan bahwa taubat yang berjaya ialah taubat yang dituruti oleh amalan yang saleh. Sebab yang taubat itu ialah haft sanubari, bukan semata-mata taubat di mulut. Taubat ialah keinsafan, bukan permainan. Maka akibat atau konsekrwensi daft taubat ialah "mengamalkan areal yang saleh",
artinya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang baik.

Pertukaran haluan hidup daripada kejahatan kepada menuruti suara batin yang murni adalah kemenangan batin yang tiada taranya.

Selama diri bergelimang dalam dosa, selama itti pula batin tertekan dan hidup jadi gelisah. Kadang-kadang meremuk-redamkan jiwa sendiri.

Dan bukan sedikit telah terjadi, bahwasanya dosa yang mengganggu jiwa, menyebabkan jiwa menjadi sakit, dan sakit jiwa mempengaruhi pula kepada jasmani. Itulah neraka dalam hidup'. Ituiail yang disebut di ujung ayat 68: "Dan barangsiapa yang berbuat aemikian itu akan berjumpalah dia de ngan dosa." Dan itulah neraka dalam hidup.

Maka dapatlah difahami satu ceritera yang dahulu pernah kita terangkan panjang lebar dalam Surat An-NUr, bahwasanya seorang yang terp~erosok berbuat zina pernah datang sendiri kepada Rasulullah s.a.w, mengakui perbuatannya dan minta ~ihukum. Meskipun alia tahu bahwa hukum zina adalah rejarn (ditimpuk dengan batu sampai mati), jiwanya merasa puas menerima hukuman itu. Apalah artinya siksa badan, dibandingkan dengan kepuasan jiwa? Karena dosa rasa terte-
bus?

Maka taubat kepada Allah hendaklah dituruti langsung oleh amal, oleh k.erja dan usaha. Sisa umur'digunakan untuk beramal, agar sakit derita jiwa karena tekanan dosa yang telah lalu dapat diobati atau dilupakan. Di situlah terdapat isi mengisi di antara batin dengan anggota. Batin bertambah insaf dan sadar, lantaran itu amal pun bertambah banyak. Bertambah banyaknya areal menambah kepuasan jiwa.

"Bagi mereka ni'mat Allah, karena harus usaha mereka sendiri". Maka orang-orang yang demikian berangsurlah merasai ni'mat hidup baru.

"Akan diganti Allah amal. amal yang buruk selama ini dengan berbagai ragam kebajikan."
Kadang-kadang pun terdapatlah orang yang dahulunya durjana, seakan-akan kebenaran tidak akan masuk ke dalam hatinya, ialu dia bertaubat. Setelah alia taubat, dia mendapat kemajuan besar dalam perkembangan jiwa Iman. Maka berkatalah setengah ahli Tasawwuf, bahwasanya orang yang menyesali diri karena pernah berdosa, kadang-kadang lebih suci hati dan lebih murni amalnya daripada orang yang berbangga karena merasa diri tidak pernah berdosa.

Diulang Tuhan sekali lagi dalam ayat 71, bahwasanya orang yang bertaubat disertai amalan saleh, Tuhan memberikan taubat untuknya sebenar-benarnya taubat.

Setelah itu datanglah ayat 72, sebagai lanjutan penegasan dari sifat-sifat 'Ibad ar-Rahman itu. Yaitu orang yang tidak suka memberikan kesaksian palsu. Atau mengarang-ngarangkan ceritera dusta untuk mcnjahannamkan orang lain: Dan mereka itu, apabila berjalan di hadapan orang yang sedang bercakap meng-kosong, ngobrol yang tidak tcntu ujung pangkal, perkataan-perlcataan yang tidak bertanggung jawab, dia pun berlalu saja dari tempat itu dengan baik. Dia menjaga agar dirinya jangan masuk terikat ke dalam suasana yang tidak berfaedah, Usia manusia adalah terlalu singkat untuk dibuangbuang bagi pekerjaan yang tidak berfaedah. Dia keluar dari tempat itu dengan sikap yang mulia dan tabu harga diri, sehingga sikapnya yang demikian meninggalkan kesan yang baik mendidik orang-orang yang bercakap kosong itu.

"Laghwi" dalam bahasa Arab ialah omong-kosong, cakap tak tentu ujung pangkal, sehingga menjatuhkan martabat budi pekerti yang melakukannya. Inilah yang disebut oleh orang Deli "membual", olch orang Jakarta "ngobrol" dan oleh orang Padang "ma-hota", atau oleh daerah lain disebut juga "memburas".

Pertama melakukan kesaksian dusta, kedua obrolan yang tidak tentu ujung pangkal, amatlah membahayakan dan menjatuhkan mutu masyarakat. Karena kesaksian dusta di muka Hakim, seorang jujur tak bersalah bisa teraniaya, terhukum dalam hal yang bukan salahnya.
Dan bisa pula membebaskan orang yang memang jahat dari ancaman hukuman. Kesaksian dusta di muka hakim adalah termasuk dosa besar yang payah dimaafkan.

Kata-kata yang "laghwi" cakap-kosong, omong-kosong, ngobrol yang tidak tentu ujung pangkal, tidaklah layak menjadi perbuatan dari pada 'road ar-Rahman. Seorang hamba Tuhan Pemurah mempunyai disiplin diri yang teguh. Lebih baik berdiam diri daripada bercakap yang tidak ada harganya. Kalau hendak bercakap juga, isilah lidah dengan zikr, menyebut dan mengingat nama Allah.

Selanjutnya dalam ayat 73 diterangkan lagi sifat 'lbad ar-Rahman itu, ialah apabila mereka mendengar orang menyebut ayat-ayat Tuhan, tidaklah mereka bersikap acuh tak acuh seakan-akan tuli ataupun buta.

Sebenarnya kata kebenaran adalah ayat dari Tuhan. Apabila orang menyebut kebenaran, meskipun dia tidak hafal ayat Qur'annya ataupun Haditsnya, maka seorang Hamba dari Tuhan Pemurah akan
mendengarkannya dengan penuh minat; tidak dia akan menulikan telinganya dan tidak dia akan membutakan matanya. Seorang yang beriman mempertimbangkan nilai kata yang benar dan mentaatinya, sebab Kebenaran adalah suara Tuhan. Apatah lagi kalau bunyi ayat dari Qur'an telah didengar. Hidupnya telah ditentukan buat menjunjung tinggi Kalimat Ilahi. Betapa dia akan menulikan telinga dan membutakan matanya?

Cahaya kebenaran bukan saja memasuki jendela hatinya. Dia belum merasa cukup kalau sekiranya ahli rumahnya, anaknya dan isterinya belum merasai kehidupan yang demikian pula. Oleh sebab itu
tersebutlah pada ayat 74 bahwa 'Ibad ar-Rahman itu senantiasa bermohon kepada Tuha~nya agar isteri-isteri mereka dan anak-anak mereka dijadikan buah hati permainan mata, obat jerih pelerai
demam, menghilangkan segala luka dalam jiwa, penawar aegala kekeeewaan hati dalam hidup. Betapa pun saleh dan hidup beragama bagi seseorang ayah, belumlah dia akan merasa senang menutup mata kalau kehidupan anaknya tidak menuruti !embaga yang dituangkannya. Seorang suami pun demikian pula. Betapapun condong hati seorang suami mendirikan kebajikan, kalau tidak ada sambutan dari isteri, hati suami pun akan luka juga. Keseimbangan kemudi dalam rumah tangga adalah kesatuan haluan dan tujuan. Hidup Muslim adalah hidup Jema'ah, bukan hidup yang nafsi-nafsi.

Di dalam Hadits Rasuluilah s.a.w, ada dikatakan:
"Dunia ini adalah perhiasan hidup, dan sebaik-baik perhiasan dunia itu ialah isteriyangsaleh." Berjuta milyar uang pun, berumah bergedung indah, bermobil kendaraan model tahun terakhir, segala yang dikehendaki dapat saja karena kekayaan, semuanya itu tidak ada artinya kalau isteri tidak setia. Kalau dalam rumah tangga si suami hendak Ice hilir dan si isteri hendak ke hulu. Akhirnya akan pecah juga rumah tangga yang demikian, atau menjadi neraka kehidupan sampai salah seorang menutup mata.

Apatah lagi anak. Semaa kita yang beranak berketurunan merasai sendiri bahwa inti kekayaan ialah putera-putera yang berbakti, puteraputera yang berhasil dalam hidupnya. Putera berbakti adalah obat hati diwaktu tenaga telah lemah,

Apakah hasil itu? Dia berilmu dan dia beriman, dia beragama dan dia pun dapat menempuh hidup dalam segala kesulitannya, dan setelah dia besar dewasa dapat tegak sendiri dalam rumah tangganya. Inilah anak yang akan menyambung keturunan. Dan inilah bahagia yang tidak habis-habisnya. Si ayah akan tenang menutup mata jika ajal sampai,

Sebagai penutup dari doa itu, dia memohon lagi kepada-Allah agar dia dijadikan Imam daripada orang-orang yang bertaqwa. Setelah berdo'a kepada Allah agar isteri dan anak menjadi buah hati, permainan mata karena taqwa kepada Allah, maka ayah atau suami sebagai penanggung jawab menuntun isteri dan anak menempuh jalan itu, dia mendo'akan dirinya sendiri agar menjadi Imam, berjalan di muka sekali menuntut mereka menuju Jalan Allah.

Do'a seorang Mu'min tiadalah boleh tanggung-tanggung. Dalam rumah tangga hendaklah menjadi Imam, menjadi ikutan. Alangkah janggalnya kalau seorang suami atau seorang ayah menganjurkan anak dan isteri menjadi orang-orang yang berbakti kepada Tuhan, kalau dia sendiri tidak dapat dijadikan ikutan?


Itulah dia --'"Ibad ar-Rahman" -- orang-orang yang telah jmenyediakan jiwa raganya menjadi Hamba Allah dan bangga dengan perhambaan itu.

Mukanya selalu tenang dan sikapnya lemah lembut. Mudah dalam pergaulan, tidak bosan meladeni orang yang bodoh. Bangun beribadat tengah malam, mendekatkan jiwanya dengan Tuhan. Menjauhi
kejahatan karena insaf akan azab api neraka.

Tengah malam dia bangun bermunajat, bertahajjud dan memohon ampun kepada Ilahi, terdengar azan subuh dia pun segera bersembahyang subuh, kalau dapat hendaklah berjema'ah. Tidak dia
mengangkat djri karena barangkali "kelasnya' dalam masyarakat duniawi terpandang tinggi. Dia menyebarkan senyum dan sikap sopan kepada sesama manusia. Selesai sembahyang, dia pun 'berjalan di atas bumi Allah mencari rezeki yang telah disediakan Tuhan karena diusahakan. Dan apabila rezeki itu telah dapat, dinafkahkannya dengan baik. Tidak dia royal dan ceroboh dan tidak pula dia bakhil dan kikir.

Dan ,bukanlah merekiL karena sangat tekunnya sembahyang inalam, tak kuat la. gi berusaha siang harinya.

Teguh tauhidnya sehingga tidak ada tempatnya takut dan bertawakkal, kecuali kepada Allah, tidak dia memuja kepada Tuhan yang lain, karena memang tidak ada Tuhan yang lain. Hanya Allah. Tidak
membunuh bahkan tidak pernah berniat jahat kepada sesamanya manusia, suci bersih kelaminnya daripada perZinaan, dan tidak naik saksi dusta, tidak suka mencampuri omong kosong dan dia pun tekun mendengar kebenaran. Bukan dirinya dan badannya sendiri saja yang difikir, kannya, bahkan isteri dan anak-anaknya pun, diberinya contoh teladan sebagai Muslim yang balk.


"Mereka itulah yang akan diberi ganjaran tempat yang mulia karena sabarnya, dan dia akan disambut di tempat itu dengan penuht kehormatan dan salam bahagia." (Ayat 75).


Cobalah perhatikan inti ayat ke-75 itu. Mereka akan diberi ganjaran tempat yang mulia, bilik atau kamar yang indah permai, ruangan yang istimewa dalam' syurga karena kesabaran mereka,
Mengapa tersebut kesabaran? Sebab musing-musing orang yang berjalan menegakkan Kebenaran, menyusun kekuatan diri dan melatih batin menjadi 'Ibid ar-Rahman, Hamba Allah Tuhan Pemurah, akan merasai, bahwasanya menyusun program upa yang harus ditempuh adalah mudah, tetapi menjalankannya amatlah sukar. Setiap segi tanda hidup ini seorang yang beriman itu meminta percobaan, meminta pengorbanan dan kadang-kadang meminta aliran darah dan air mata.

Kesabaran berjuang menegakkan kepribadian sebagai Muslim, sebagai hamba Allah yang sadar, menyebabkan kebahagiaan jiwa, karena mendapat syurga jannatun na'irh, tempat tinggal yang tenteram kediaman yang senang dan tenang; disambut oleh Malaikat-malaikat Tuhan dengan ucapan Tahiyyat (selamat) dan Salam bahagia.

Akhirnya, sebagai penutup Surat Furqan ini, Tuhan dengan perantaraan Rasul-Nya menyui'uh sampaikan kepada orang-orang yang selama ini !alai dan lengah, yang belum juga mendapat pegangan hidup, belum }uga melatih diri.

"Katakanlah olehmu, Tuhanku tidak akan me mperhatikan kamu kalau tidaklah karena do'a atau ibadat kamu. Kamu telah mendusta kan. Oleh sebab itu maka siksaan Tuhan atas dirimu adalah hal yang pasti".

Tuhan telah menunjukkan jalan yang harus ditempuh oleh orang yang telah insaf akan kurnia, Rahman dan Rahim Ilahi Orang-orang yang dapat menuruti garis yang telah ditentukan Tuhan itu.patutlah merasa bahagia karena dia telah diberi pegangan hidup, diberi penjelasan kemana alia harus menuju. Orang lain yang masih kafir dan ragu ada juga mempunyai keinginan mendapat hidup bahagia, mendapat syurga yang dijanjikan. Tetapi dalam penutup Surat ini sudah diberikan kata tegas, bahwa selama kamu masih menyembah kepada yang selain Allah, selama kamtt masih mempersekutukannya.dengan yang lain, selama kamu masih mendustakan seruan-seruan yang
dibawa oleh Utusan Allah janganlah kamu harap nasibmu akan berubah. Jalan yang salah itu pasti berujungkan azab dan siksa.
Pasti kamu menderita kesengsaraan jiwa di dunia dan neraka jahannam di akhirat.
' Pintu taubat masih terbuka; Masuklah ke dalam pintu itu kalau kamu mau. Tetapi kalau kamu masih menuruti jalan yang sala'h, azab siksa adalah pasti. (Lizaman). Yang harus menentukan bukan orang lain, tetapi engkau sendiri.

Maka bagi orang yang telah mendalam perasaan cintanya kepada Tuhan dirasainyalah satu kebanggaan jiwa yang amat tinggi apabila dia membaca ayat-ayat 'Ibad ar-Rahman dalam Surat AI-Furqan ini, atau dalam Surat yang lain yang mengandung panggilan Tuhan kepada hamba-Nya: "Ya 'Ibadi", wahai Hamba-Ku.~ Pernahlah seorang '~hamba Allah yang saking sangat terharunya membaca "Ya 'Ibadi", atau 'road ar-Rahman, keluar ilham sya'irnya demikian bunyinya:



"Satu hal yang amat menambah banggaku dan megahku, sehinga serasa berpijak kakiku di atas Bintang Timur. lalah Engkau masukkan daku dalam daftar "Hai Hamba-Ku" Dan Engkau telah jadikan Ahmad menjadi Nabiku".

Akan terasa pulalah oleh kita ni'mat menjadi Hamba Tuhan apabila syarat-syarat dan latihan hidup yang telah digariskan dalam ayat'ayat IBAD AR RAHMAN dapat kita kerjakan, setapak demi
setapak, selangkah demi selangkah. Itulah yang menentukan nilai pribadi kita sebagai Muslim.
.------------------------------------------------------
Ayat 'badar-Rahman itulah cita (idea) seorang Mu'rain! Selesailah Penafsiran Surat AI-Furqan'pada pagi bari Jum'at 9 Rabi'ul Akhir 1383, atau 30 Agustus 1963.
--oOo---

Thursday, September 25, 2008

Hundreds of thousands of Muslims circle the Kaaba


Hundreds of thousands of Muslims circle the Kaaba inside the Grand Mosque during night prayers in the Muslim month of Ramadan in Mecca September 19, 2008.

Wednesday, September 24, 2008

RAMADHAN Di THAILAND..Thai Muslims will celebrate the Eid al -Fitr festiva


Thai Muslim women offer night prayer at Pattani mosque during the month of Ramadan in Thailand's restive southern Pattani province on September 23, 2008. Thai Muslims will celebrate the Eid al -Fitr festival, which marks the end of the fasting month of Ramadan, with other Muslims of the world on 01 October.

Thai Muslim women offer night prayer at Pattani mosque during the month of Ramadan in Thailand's restive southern Pattani province on September 23, 2008. Thai Muslims will celebrate the Eid al -Fitr festival, which marks the end of the fasting month of Ramadan, with other Muslims of the world on 01 October.

Thai Muslim women offer night prayer at Pattani mosque during the month of Ramadan in Thailand's restive southern Pattani province on September 23, 2008. Thai Muslims will celebrate the Eid al -Fitr festival, which marks the end of the fasting month of Ramadan, with other Muslims of the world on 01 October.

Tuesday, September 16, 2008

KIsah Nabi Muhammad








.

Sunday, September 14, 2008

SUNAN KALIJAGA ( Raden Said)



1. DIUSIR DARI KADIPATEN.
Sunan Kalijaga itu aslinya bernama Raden Said. Putts Adipati Tuban yaitu TumenggungWilatikta. Tumenggung Wilatikta seringkali disebut Raden Sahur, walau dia termasuk keturunan Ranggalawe yang beragama Hindu tapi Raden Sahur sendiri sudah masuk agama Islam.

Sejak kecil Raden Said sudah diperkenalkan kepada agama Islam oleh guru agama Kadipaten Tuban. Tetapi karena melihat keadaan sekitar atau lingkungan yang kontradiksi dengan kehidupan rakyat jelata maka jiwa Raden Said berontak.

Gelora jiwa muda Raden Said seakan meledak-ledak manakala melihat praktek oknum pejabat Kadipaten Tuban 'di saat menarik pajak pada penduduk atau rakyat jelata.

Rakyat yang pada waktu itu sudah menderita dikarenakan adanya musim kemarau panjang, semakin sengsara, mereka harus membayar pajak yang kadangkala tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Bahkan jauh dari kemampuan mereka. Seringkali jatah mereka untuk persediaan menghadapi musim panen berikutnya sudah disita para penarik pajak.

Walau Raden Said putra seorang bangsawan dia lebih menyukai kehidupan yang bebas, yang tidak terikat oleh adat isfiadat kebangsawanan.

Dia gemar bergaul dengan rakyat jelata atau dengan segala lapisan masyarakat, dari yang paling bawah hingga yang paling atas. Justru karena pergaulannya yang supel itulah dia banyak mengetahui seluk-beluk kehidupan rakyat Tuban.

Niat untuk mengurangi penderiataan rakyat sudah disampaikan kepada ayahnya. Tapi agaknya ayahnya tak bisa berbuat banyak. Dia cukup memahaminya pula posisi ayahnya sebagai Adipati bawahan Majapahit.

Tapi niat itu tak pernah padam. Jika malam-malam sebelumnya dia sering berada dalam kamarnya sembari mengumandangkan ayat-ayat suci Al-Qur'an maka sekarang dia keluar rumah.

Di saat penjaga gudang Kadipaten tertidur lelap, Raden Said mengambil sebagian hasil bumi yang ditarik dari rakyat untuk disetorkan ke Majapahit. Bahan makanan itu dibagi-bagikan kepada rakyat yang sangat membutuhkannya, hal ini dilakukan tanpa pengetahuan mereka.

Tentu saja rakyat yang tak tahu apa-apa itu menjadi kaget bercampu girang menerima rezeki yang tak diduga-duga. Walau tak pernah tahu siapa gerangan yang memberikan rezeki itu sebabnya Raden Said melakukannya di madam hari secara sembunyi-sembunyi.

Bukan hanya rakya yang terkejut atas rezeki yang seakan turun dari langit itu. Penjaga gudang Kadipaten juga merasa kaget, hatinya kebat-kebit, soalnya makin hari barang-barang yang,hendak disetorkan ke pusat kerajaan Majapahit itu makin berkurang.

la ingin mengetahui .siapakah pencuri barang hasil bumi di dalam gudang itu. Suatu malam ia sengaja mengintip dari kejauhan, dari balik sebuah rumah tak jauh dari gudang Kadipaten.

Dugaannya benar, ada seseorang membuka pintu gudang,'hampir tak berkedip penjaga gudang itu memperhatikan, pencuri itu. Dia hampir tak percaya, pencuri itu adalah Raden Said, putra junjungannya sendiri.

Untuk melaporkannya sendiri kepada Adipati Wilatikta ia tak berani.


Kuatir dianggap membuat fitnah, maka penjaga gudang itu minta dua orang saksi dari sang Adipati untuk memergoki pencuri yang mengambil hasil bumi rakyat yang tersimpan di gudang.

Raden Said tak pernah menyangka bahwa malam itu perbuatannya bakal ketahuan. Ketika ia hendak keluar dari gudang sambil membawa bahan-bahan makanan tiga orang prajurit Kadipaten menangkapriya beserta barang bukti yang dibawanya. Raden Said dibawa ke hadapan
ayahnya.

Adipati Wilatikta marah melihat perbuatan anaknya itu. Raden said tidak menjawab untuk apakah dia mencuri barang-barang hasil bumi yang hendak disetorkan ke Majapahit itu.

Tapi untuk itu Raden Said harus mendapat hukuman, karena kejahatan mencuri itu baru pertama kali dilakukannya maka dia hanya mendapat hukuman cambuk dua ratus kali pada tangannya. Kemudian disekap selama beberapa hari, tak boleh keluar rumah. Jerakah Raden Said atas
hukuman yang sudah diterimanya ?.

Sesudah keluar dari hukuman dia benar-benar keluar dari lingkungan istana. Tak pernah pulang sehingga membuat cemas ibu dan adiknya. Apa yang dilakukan Raden Said selanjutnya ?

Dia mengenakan, topeng khusus, berpakaian serba hitam dan kemudian merampok harta orang-orang kaya di Kadipaten Tuban. Terutama orang kaya yang pelit dan para pejabat Kadipaten yang curang.

Harta hasil rompokan itupun diberikannya kepada fakir miskin dan orang-orang yang menderita lainnya. Tapi ketika perbuatannya ini mencapai titik jenuh ada saja orang yang bermaksud mencelakakannya.

Ada seorang pemimpin perampok sejati yang mengetahui aksi Raden Said menjarah harta pejabat kaya, kemudian pemimpin rampok itu mengenakan pakaian serupa dengan pakaian Raden Said, bahkan juga mengenakan topeng seperti topeng Raden Said juga.

Pada suatu madam, Raden Said yang baru saja meriyelesaikan shadat Isya' mendengar jerit tangis para penduduk desa yang kampungnya sedang dijarah perampok.

Dia segera mendatangi tempat kejadian itu. Begitu mengetahui kedatangan Raden Said kawanan perampok itu segera berhamburan melarikan diri. Tinggal pemimpin mereka yang sedang asyik memperkosa seorang gadis cantik.

Raden Said mendobrak pintu rumah si gadis yang sedang diporkosa

Didalam sebuah kamar dia melihat seseorang berpakain seperti dirinya mengenakan topeng serupa sedang berusaha mengenakan pakaiannya kembali. Rupanya dia sudah selesai memperkosa gadis itu. Raden said berusaha menangkap, perampok itu. Namun pemimpin
rampok itu berhasil melarikan diri. Mendadak terdengar suara kentongan di pukul bertalu-talu, penduduk kampung lain berdatangan ke tempat itu.

Pada saat itulah si gadis yang baru diperkosa perampok tadi mengham-burkan diri dan menangkap erat-erat tangan Raden Said. Raden Said pun jadi panik dan kebingungan. Para pemuda dari kampung lain menerobos masuk dengan senjata terhunus. Raden said ditangkap dan dibawah ke rumah kepala desa.

Kepala desa yang merasa penasaran mencoba membuka topeng di wajah Raden Said. Begitu mengetahui siapa orang dibalik topeng itu sang kepala desa jadi terbungkam:

Sama sekali tak disangkanya bahwa perampok itu adalah putra junjungannya sendiri yaitu Raden Said. Raden Said dianggap perampok dan pemerkosa. Si gadis yang diperkosa adalah bukti kuat dan saksi hidup atas kejadian itu.


Sang kepala desa masih berusaha menutup aib junjungannya. Diam-diam ia membawa Raden Said ke istana Kadipaten Tuban tanpa diketahui orang banyak.

Tentu saja sang Adipati menjadi murka. Raden Said yang selama ini selalu merasa sayang dan selalu membela anaknya kali ini juga naik pitam.

Raden Said diusir dari wilayah Kadipaten Tubon.. "Pergi dari Kadipaten Tuban ini ! Kau telah mencoreng nama baik keluargamu sendiri ! Pergi ! jangan kembali sebelum kau dapat mengge-
tarkan dinding-dinding istana Kadipaten Tuban ini dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang sering kan baca di malam hari !,,

Sang Adipati Wilatikta juga sangat terpukul atas kejadian itu. Raden Said yang diharapkan dapat menggantikan kedudukannya selaku Adipati Tuban ternyata telah menutup kemungkaran kearah itu. Simah sudah segala harapan sang Adipati.

Hanya ada satu orang yang tak dapat mempercayai perbuatan Raden Said, yaitu Dewi Rasawulan, adik Raden Said itu berjiwa bersih luhur dan sangat tidak mungkin melakukan perbuatan keji. Dewi Rasawulan yang sangat menyayangi kakaknya itu merasa kasihan, tanpa sepengetahuan dia meninggalkan istana Kadipaten Tuban untuk mencari ayah dan ibunya Raden Said untuk diajak pulang.


2. MENCARI GURU SEJATI.
Kemanakah Raden said sesudah diusir dari Kadipaten Tuban ? Ternyata ia .mengembara tanpa tujuan pasti. Pada akhirnya dia menetap di hutan Jatiwangi. Selama bertahun-tahun dia menjadi perampok budiman.

Mengapa disebut perampok budiman ? Karena basil rampokan itu tak pernah dimakannya. Seperti dulu, selalu diberikan kepada fakir miskin, Yang dirampoknya hanya para hartawan atau orang kaya yang kikir, tidak menyantuni rakyat jelata, dan tidak mau membayar zakat.

Di hutan Jatiwangi dia membuang nama aslinya. Orang menyebutnya sebagai Brandal Lokajaya.

Pada suatu hari, ada seseorang berjubah putih lewat di hutan Jatiwangi. Dari jauh Brandal Lokajaya mengincarnya. Orang itu membawa sebatang tongkat yang gagangnya berkilauan.

Terus diawasinya orang tua berjubah putih itu. Setelah dekat dia hadang langkahnya. Tanpa banyak bicara lagi dicabutnya tongkat itu dari tangan lelaki berjubah putih. Karena tongkat itu dicabut dengan paksa maka orang berjubah putih itu jatuh tersungkur.

Dengan susah payah orang itu bangun, sepasang matanya mengeluarkan air walau tak ada suara tangis dari mulutnya. Raden Said pada saat itu sedang mengamat-amati gagang tongkat yang diPegangnya.

Ternyata tongkat itu bukan terbuat dali emas, hanya gagangnya saja terbuat dari kuningan sehingga berkilauan tertimpa cahaya matahari, seperti emas.

RadenSaid heran melihat orang itu menangis. Segera diulurkannya kembali tongkat itu, "jangan menangis, ini tongkatmu kukembalikan".

"Bukan tongkat ini yang kutangisi," ujar lelaki itu sembari memperlihatkan beberapa batang rumput di telapak tangannya. "Lihatlah ! Aku telah berbuat dosa, tadi,,.berbuat kesia-siaan. Rumput ini tercabut ketika aku jatuh tersungkur tadi".

"Hanya beberapa lembar rumput. Kau merasa berdosa ?" tanya Raden Said heran.

"Ya, memang berdosa ! Karena aku mencabutnya tanpa suatu keperluan. Andaikata kucabut guna makanan ternak itu tidak mengapa. Tapi untuk suatu kesia-siaan benar-benar suatu dosa ! jawab lelaki itu. Hati Raden Said agak tergetar atas jawaban mangandung nilai iman itu.

"Anak muda sesungguhnya apa yang kau cari di hutan ini ?"
"Saya menginginkan harta ?'
"Untuk apa ?'
"Saya berikan kepada fakir miskin dan penduduk yang menderita'. "Hem, sungguh mulia hatimu, Sayang .....caramu mendapatkannya yang keliru'.
"Orang tua ................apa maksudmu ?".
"Boleh aku bertanya anak muda ?" desak orang tua itu, 'Jika kau mencuci pakaianmu yang kotor dengan air kencing, apakah tindakan mu itu benar ?' "Sungguh bau pakaian Perbuatan itu bodoh,'saja,,, sahut Raden Said. "Hanya menambah kotor dan bau pakain itu saja.

Lelaki itu tersenyum, "Demikian pula amat yang kau lakukan, kau bersedekah dengan barang yang didapati secara haram, merampok atau mencuri itu sama halnya mencuci pakaian dengan air kencing'.

Raden Said tercengang. Lelaki itu meianjutkan ucapannya, "Allah itu adalah zat yang baik atau halal",

Raden Said makin tercengang mendengar keterangan itu. Rasa malu mulai menghujam lubuk hatinya. Betapa keliru perbuatannya selama ini.

Di pandangnya sekali lagi wajah lelaki berjubah putih itu. Agung dan berwibawa namun mencerminkan pribadi yang welas asih. Dia mulai tertarik pada lelaki berjubah putih itu.

'Banyak hal yang terkait dalam usaha mengentas kemiskinan dan penderitaan rakyat pada saat ini. Kau tidakbisa merubahnya hanya dengan memberi bantuan makan dan uang kepada para penduduk miskin. Kau harus memperingatkan para penguasa zalim agar mau merubah caranya
memerintah yang sewenang-wenang, kau juga harus dapat membimbing rakyat agar dapat meningkatkan taraf kehidupan!',

Raden Said semakin terpana, ucapan seperti itulah yang didam-bakannya selama ini. "Kalau kau tak mau kerja keras, dan hanya ingin beramal dengan cara yang mudah maka ambillah itu. Itu barang halat. ambillah sesukamu!". Berkata demikian lelaki itu menunjuk pada sebatang pohon aren. Seketika pohon itu berubah menjadi emas seluruhnya. Sepasang mata Raden Said terbelalak. Dia adalah seorang pemuda sakti, banyak ragam pengalaman yang telah dikecapnya. Berbagai ilmu yang aneh-aneh telah dipelajarinya. Dia mengira orang itu mempergunakan ilmu sihir, kalau benar orang itu mengeluarkan ilmu sihir pasti dapat mengatasinya.

Tapi, setelah ia mengerahkan ilmunya, pohon aren itu tetap berubah menjadi emas. Berarti orang itu tidak mempergunakan sihir, la benar-benar merasa heran dan penasaran, ilmu apakah yang telah dipergunakan orang itu sehingga mampu merubah pohon aren berubah menjadi emas
Selama beberapa saat Raden Said terpukau di tempatnya berdiri.

Dia mencoba memanjat pohon aren itu. Benar-benar berubah menjadi emas seluruhnya, la ingin mengambil buah aren yang telah berubah menjadi emas berkilauan itu. Mendadak buah aren itu rontok, berjatuhan mengenai kepala Raden Said. Pemuda'itu terjerembab ke tanah. Roboh dan pingsan, Ketika ia sadar, buah aren yang rontok itu telah berubah lagi menjadi hijau seperti aren-aren lainnya. Raden Said bangkit berdiri, rnencari orang berjubah putih tadi, Tapi yang dicarinya sudah tak ada di tempat.

Ucapan orang tua itu masih terngiang di telinganya. Teniang beramal dengan barang haram yang disamakan dengan mencuci pakaian dengan air kencing. Tentu berbagai hal yang terkait dengan upaya memberantas kemiskinan.

Raden Said mengejar orang itu. Segenap kemampuan dikerahkannya untuk berlari cepat akhirnya hal yang terkait melihat bayangan orang itu dari kejauhan.

Sepertinya santai saja orang itu melangkahkan kakinya, tapi Raden Said tak pernah bisa menyusulnya. Jatuh bangun, terseok-seok dan berlari lagi, demikianlah, setelah tenaganya lerkuras habis dia baru sampai di belakang lelaki berjubah putih itu.

Lelaki berjubah putih itu berhenti, bukan karna kehadiran Raden Said melainkan di depannya terbentang sungai yang cukup lebar. Tak ada jembatan, dan sungai itu tampaknya dalam, dengan apa dia harus menyeberang.
"Tunggu ....
"ucap Raden Said ketika melihat orang tua itu hendak melangkahkan kakinya lagi.
"Sudilah Tuan menerima saya sebagai murid ' pintanya. "Menjadi muridku?" tanya orang itu sembari menoleh. "Mau belajar apa?'.
"Apa saja, asal tuan menerima saya sebagal murid '
"Berat, berat sekali afiak muda, bersediakah kau menerima syarat-syaratnya?'.

"Saya bersedia ...'
Lelaki itu kemudian menancapkan tongkatnya di tepi sungai. Raden Said diperintahkan menungguinya. Tak boleh beranjak dari tempat itu sebelum lelaki itu kembali menemuinya.

Raden Said bersedia menerima syarat ujian itu. Selanjutnya lelaki itu menyeberangi sungai. Sepasang mata Raden Said terbelalak heran, lelaki itu berjalan diatas air bagaikan berjalan di daratan saja. Kakinya tidak basah terkena air. la semakin yakin bahwa calon gurunya itu adalah seorang lelaki berilmu tinggi, waskita dan mungkin saja golongan para wali.

Setelah lelaki itu hilang daft pandangan Raden Said, pemuda itu duduk bersila dia teringat suatu kisah ajaib yang dibacanya di dalam Al Qur'an yaitu kisah Ashabul Kahfi, maka ia segera berdo'a kepada Tuhan supaya ditidurkan seperti para pemuda di gsa Kahfi ratusan tahun silam.
Do'anya dikabulkan. Raden Said tertidur dalam semedinya selama riga tahun. Akar dan rerumputan telah merambati sekujur tubuhnya dan hampir menutupi sebagian besar anggota tubuhnya. Setelah tiga tahun lelaki berjub .ah putih itu datang menemui Raden Said Tapi Raden Said tak bisa dibangunkan. Barulah setelah mengumandangkan adzan, pemuda itu membuka sepasang matanya.

Tubuh Raden Said dibersihkan, diberi pakaian baru yang bersih. Kemudian dibawa ke Tuban. Mengapa ke Tuban? Karena lelaki berjubah putih itu adalah Sunan Bonang. Raden Said kemudian diberi pelajaran agama sesuai dengan tingkatannya, yaitu tingkat para waliyullah. Di kemudian had Raden Said terkenal sebagai Sunan Kalijaga.

Kalijaga artinya orang yang menjaga sungai. Karena dia pernah bertapa di tepi sungai. Ada yang mengartikan Sunan Kalijaga adalah penjaga aliran kepercayaan yang hidup pada mnsa itu. Dijaga maksudnya supaya tidak membahayakan ummat, melainkan diarahkan kepada ajaran
yang benar.

Ada juga yang mengartikan legenda pertemuan Raden Said dengan Sunan Bonang hanya sekedar simbol saja. Kemanapun Sunan Bonang pergi selalu membawa tongkai atau pegangan hidup, itu artinya Sunan Bonang selalu membawa agama, membawa iman sebagai penunjuk jalan kehidupan Raden Said kemudian disuruh menunggul tongkat atau agama di tepi sungai. Itu artinya Raden Said diperintah untuk terjun ke dalam kancah masyarakat Jawa yaqg banyak mempunyai aliran kepercayaan dan masih berpegang p/~da agama lama yaitu Hindu dan Budha. Sunan Bonang mampu berjalan diatas sungai tanpa amblas ke dalam sungai. Bahkan sedikit pun ia tidak terkena percikan air sungai. Itu artinya Sunan Bonang dapat bergaul dengan masyarakat yang berbeda agama tanpa kehilangan identitas agama yang dianut oleh Sunan Bonang sendiri
yaitu Islam.

3. KERINDUAN SEORANG IBU
Setelah bertahun-tahun ditinggalkan kedua anaknya, permaisuri Adipati Walatikta seperti kehilangan gairah hidup. Terlebih setelah usaha Adipati Tuban menangkap para perampok yang mengacau Kadipaten Tuban membuahkan hasil. Hati ibu Raden Said seketika berguncang.
Kebetulan saat ditangkap oleh prajurit Tuban, kepala rarnpok itu mengenakan pakaian dan topeng yang persis dikenakan Raden Said.

Rahasia yang selama ini tertutup rapat terbongkarlah sudah. Dari pengakuan perampok itu tahulah Adipatti Tuban bahwa Raden Said tidak bersalah.

Ibu Raden Said menangis sejadi-jadinya. Dia benar-benar telah menyesal mengusir anak yang sangat disayanginya itu Sang Ibu tak pemah tabu bahwa anak yang didambakannya itu bertahun-tahun kemudian Sudah kembali ke Tuban. Hanya saja tidak langsung ke Istana Kadipaten Tuban, melainkan ke tempat tinggal Sunan Bonang.

Untuk mengobati kerinduan sang Ibu. Tidak jarang Raden Said mengerahkan ilmunya yang tinggi. Yaitu membaca Qur'an dari jarak jauh lalu suaranya dikirim, ke.istana Tuban.

Suara Raden Said yang merdu itu benar-benar menggetarkan dinding- dinding, istana Kadipatin Bahkan mengguncangkan isi hati Adipati Tuban dan lstrinya. Tapi Raden Said, masih belum menampakkan diri. Banyak tug'as yang masih dikerjakannya. Diantaranya menemukan adiknya kembali.

Pada akhimya, dia kembali bersama adiknya yaitu Dewi Rasawulan. Tak terkirakan betapa bahagianya AdipaQ Tuban dan istrinya menerima kedatangan putra-putri yang sangat dicintainya itu.

Karana Raden Said tidak bersedia menggantikan kedudukan ayahnya akhhirnya kedudukan Adipati Tuban diberikan kepada cucunya sendiri yaitu putra' Dewi Rasawulan dan Empu Supa.

Raden Said meneruskan pengembaraannya. Berdakwa atau menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah hingga ke Jawa Barat. Beliau sangat arif dan bijaksana dalam berdakwah sehingga dapat diterima dan Dianggap sebagai Guru Suci se Tanah Jawa, dari petani, pejabat, pedagang, tiibangsawan dan raja-raja dapat menefima ajarhn Sunan Kalijaga yang berciri khas Jawa namun tetap Islami. Dalam mia lanjut beliau memilih adilangu sebagai tempat tinggalnya yang terakhir. Hinga sekarang beliau dimakamkan di Kadilangu, Demak. Semoga amal perjuangannya diterima
di sisi Allah.

4. MURID-MURID SUNAN KALIJAGA
Murid-murid Sunan Kalijaga banyak sekali, seperti Sunan Bayat, Sunan Geseng, Ki Ageng Sela, Empu, Supa dan lain-lain. Di sini kami kisahkan tentang Sunan Bayat dan Syekh Domba '

SUNAN BAYAT DAN SYEKH DOMBA..
Bupati Semarang pada wahtu itu bernama Ki Pandhanarang. la terkenal sebagai seorang bupati yang kaya raya. Disamping sehari-hari dikenal sebagai sorang bupati, ia juga berbakat sebagai seorang pedagang. Nah, karena mentalnya mental pedagang maka dia suka keluyuran keluar masuk pasar setiap pagi.

Ia pandai mengambil keuntungan dari setiap usahanya, la berdagang emas intan, permata .hingga sapi, kerbau dan kambing. Kekayaannya pada saat itu sungguh di aras rata-rata kekayaan pejabat. Istrinya banyak, anaknya banyak dan relasinya juga banyak sehingga kedudukannya luar
biasa kuatnya. Tak ada seorang pun yang mampu menggoyangnya bahkan pejabat, di tingkat pusat sekalipun yang mampu mengoyangnya. Sayang ada satu sifatnya yang tak baik yaitu kikirnya setengah mati, kikir alias bakhil alias cethil bin medhit!

la mempunyai beberapa kendaraan bagus danjempolan. Pada jaman ini bisa sekelas BMW namun pada saat itu adalah seekor kuda terbaik, dad membutuhkan berkarung-karung rumput segar untuk santapan kuda clan sapinya, Suatu ketika di musim kemarau, para pegawainya yang bertugas mencari rumput agak terlambat menyediakan santapan kudanya. Nah, pada saat itu datanglah seorang penjual rumput memasuki halaman rumahnya.

Umumnya pada waktu itu sepikul rumput seharga dua puluh lima ketheng. Tapi ia menawarnya dengan harga lima belas ketheng. Anehnya tanpa berbelit-belit penjual rumput itu memberikannya begitu saja.

Esoknya penjual rumput bercaping lebar itu datang lagi. Kali ini ia datang lebih pagi dengan membawa rumput yang lebih segar dan kemann.

Bertanya Ki Pandhanarang, "Pak Tua, sepagi ini kau sudah membawa rumput sesegar ini.,Dari mana kau memperolehnya?".

. "Dari Gunung Jabalkat, Tuan .... "jawab si penjual rumput. Ki Pandhanarang merasa heran, sebab Gunung dabalkat adalah tempat yang sangat jauh sekali. Setelah rumput itu dibayar seperti harga
kemarin orang itu tidak segera beranjak pergi.

"Hei pak Tua, apalagi yang kau tunggu?"
"Hamba ingin minta sedekah Tuan.!"

Ki pandhanarang merogoh sakunya tanpa menoleh ia lemparkan uang seketheng di hadapan kaki si penjual rumput lalu ia beranjak pergi.

Tapi si penjual rumput buru-buru maju menghadang "Hamba tidak minta sedekah uang, yang hamba minta adalah bedhug berbunyi di Semarang".

Ki Pandhanarang mendelik penasaran, Minta bedhug berbunyi di. Semarang? Itu sama halnya dengan permintaan mendirikan masjid, dan menyebarkan agama Islam di Semamng. Ah, Jangankan berdakwah wong shalat lima waktu saja ia sudah enggan melaksanakannya.
"Kau jangan minta yang aneh~aneh Pak Tua. Sudah ambil uang itu dan cepat pergi dari sini".
"Hamba tidak butuh uang. Dapatkah uang dan harta menjamin keselamatan kita di akhirat kelak?'.

Ki Pandhanarang merah wajahnya pertanda marah. "Hai Pak Tua! Jangan menyepe]ehkan uang dan harta. Dengan uang dan harta itulah seseorang terangkat derajatnya dan clihormati semua orang".

Dengan beraninya penjual rumput itu berkata. "Hamba kira tidak! Justru orang yang menjadi budak daft harta akan menjadi orang yang b-ina-dina dan tidak berbudi pekerti karena lerbiasa menghalalkan segala cara!".

"Pak Tua! Bicaramu makin tak karuan, aPakah dengan pekerjaan sebagai penjual rumput itu kau merasa mulya. Apakah segala kebutuhan hidupmu, anak istrimu tercukupi?'.

"Soal harta dan kebutuhan hidup hamba se]alu ikhlas terhadap apa yang diberikan Tuhan. Kalau cuma menginginkan emas permata, sekali cangkul hamba bisa setiap saat mengeruknya daft dalam tanah'.

"Huh ! omonganmu semakin sombong saja Pak Tua! Coba buktikan omong besarmu itu! Jika memang terbukti aku akan berguru kepandaianmu, namun jika kau' hanya berkoar atau main sulap maka kau akan kuhukum dengan hukuman seberat-beratnya!'.

Ki Pandhanarang lalu menyuruh pembantunya mengambil cangkul dan diberikan kepada si penjual rumput. "Hayo! buktikan ucapanmu!".

Dengan tenang penjual rumput itu menerima cangkuL Lalu diayunkan pelan, dan ketika ditarik dari dalam tanah keluarlah bongkahan emas permata Semua orang terbelalak takjub melihat kejadian itu. Ki Pandhanarang yang mata duitan itu berdiri terpaku di tempatnya sampai sampai ia tak menyadari lelaki penjual rumput itu sudah pergi meninggalkan halaman rumahnya.

Ki Pandhanarang baru sadar bahwa ia berhadapan dengan 'orang sakti berilmu tinggi. Maka segera dikejarnya ke mana orang itfi pergi, Sebagai seorang lelaki ia ingin memenuhi janjinya. Berguru kepada si penjual rumput. Setelah mengerahkan segenap tenaganya barulah ia
berhasil menyusul lelaki itu.

"Buat apa kau menyusulku? Masih kurangkah bongkahan emas permata tadi bagimu ?" tegur si penjual rumput itu.

"Bukan, bukan untuk itu saya kemari'.
"Lalu apa maumu?".

"Saya ingin berguru kepada, Tuan'. "Berguru? Mau berguru apa, menimbun wang dan harta ?". "Bukan! Saya ingin memperdalam agama Islam sehingga nantinya dapat saya gunakan untuk membimbing rakyat Semarang'.

'Jadi kau mau Memenuhi permintaanku untuk membunyikan bedbug di Semarang?".
"Benar Tuan".
"Berkorban dengan segala harta dan jiwa?".
"Saya bersedia...'.
"Kalau begitu kau harus menjalankan ibadah selama hidupmu, jangan sampai tertidor menegakkan shalat lima waktu. Kau harus beramal, dirikan masjid dari memberikan hartamu kepada para fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya. Jangan sekali-kali kau terpikat oleh harta kecuali hanya sekedarnya saja sebagai bekal ibadah Orang


berguru itu hapir meninggalkan rumah, maka jika segala hal yang kupesan tadi sudah kau laksanakan segeralah kau susul aku ke Guaung Jabalkat".
"Wahai Tuan yang arif dan bijaksana, ijinkanlah saya mengetahui siapakah gerangan Tuan ini sesungguhnya ?".

Aku adalah Sunan Kalijaga yang diperintah para dewan wali untuk mengajakmu bergabung sebagai anggota Walisongo, menggantikan Syekh Siti Jenar yang telah dihukum mati".

Mendengar Sunan Kalijaga serta merta Ki Pandhanarang berlutut untuk menghormat, namun seketika itu juga Sunan Kalijaga lenyap dari pandangan matanya.

Ki Pandhanarang pulang ke rumahnya. Kini ia berubah total. Dulu pelit menjadi dermawan sekali. Suka bersedekah, la juga yang memprakarsai dan menanggung biaya untuk pembangunan masjid di Semarang. la juga yang memilih kayu terbaik beserta kulit sapi yang sangat bagus
untuk digunakan sebagai bedhug.

la membayar zakat sebagaimana seharusnya setiap muslim yang diwajibkan, la menyantuni anak vatim dan fakir miskin. Semua itu dilakukan dengan ihlas karena Allah. Bukan sekedar untuk publikasi agar namanya terkenal Setelah tiba saatnya bermaksud menyusul Sunan Kalijaga di
Gunung Jabalkat.

Salah seorang dari istrinya memaksa hendak ikut ke Gunung Jabalkat mendampingi dirinya.

"Baiklah, kau boleh ikut tapi jangan membawa harta, ltulah pesan guruku, harta hanya menjadi penghalang bagi tujuan luhur cita-cita kita".

Keduanya lalu berpakaian serba putih. Keduanya berjalan kakl ke Gunung Jabalkat. Ki Pandhanarang berjalan di muka dengan membawa tongkat biasa. Istrinya berjalan di belakang dengan membawa tongkat bambu yang di dalam lubangnya diisi dengan emas dan permata.

Ki Pandhanarang yang berjalan di depan dicegat kawanan rampok, namun karena ia tidak membawa harta ia segera dilepaskan begitu saja.

Sebaliknya, Nyai Pandhanarang dicegat riga perampok Tongkatnya dirampas, isinya dikeluarkan dan dijadikan rebutan. tiga perampok itu bersorak-sorai kegirangan setelah mendapat emas dan permata milik Nyai Pandhanarang. Sementara Nyai Pandhanarang manangis tersedu-sedu.


la berteriak-teriak memanggil suaminya yang berjalan jauh di depan. "Kakang mas...! apakah kau sudah lupa pacia istrimu ? lni ada orang tiga berbuat salah . Hingga sekarang tempat kejadian itu dinamakan SALATIGA.

Akhirnya Nyai Pandhanarang dapat menyusul suaminya. Suaminya tidak kaget mendengar penuturan istrinya karena ia sudah tahu bahwa sejak berangkat darr rumah istrinya memang membawa emas dan permata, "Itulah, kau tidak mematuhi saran guruku. Harta hanya menjadi'penghalang tujuan luhur kita. Sekarang berjalanlah di muka".

Nyai Pandhanarang kemudian berjalan di muka. Tidak beberapa lama kemudian Ki Pandhanarang dicegat seorang perampok yang dikenal sebagai Ki Sambangdalan.

"Serahkan hartamu atau kau akan kuhajar hingga babak belur!' demikian ancam Ki Sambangdalan.

"Aku tidak membawa harta!" jawab Ki Pandhanarang.
Perampok itu tidak percaya ia merampas tongkat Ki Pandhanarang.Tentu saja tongkat itu ticlak acla emasnya karena hanya terbuat daft kayu "Dimana kau sembunyikan hartamu?' harclik Ki Sambangdalan. "Aku tidak membawa harta!" Jawab Ki Panclhanarang sambil terus
melangkah, Anehnya Ki Sambangdalan membiarkan saja korbannya berjalan, la hanya berani mengancam saja tapi tidak berani memukuli Ki Pandhanarang. Ki Sambangclalan terus mengikuti ke mana Ki Panclhanarang berjalan sambil terUs mengeluarkan ancaman. Lama-lama Ki Panclhanarang bosan clan risih menclengar ancaman Ki Sambangclalan. Maka ia berkata,'Kau
ini bengal, keras kepala seperti clomba saja!".

Aneh, seketika kepala Ki Sambangclalan berubah menjacli kepala seekor domba atau kambing. Tapi ia tidak menyadarinya, la terus mengikuti kemana Ki Pandhanarang pergi. Suatu ketika keduanya sampai di .tepi sungai. Melihat air Ki Sambangclalan merasa risih, ia takut terkena basah, lalu ia melihat bayangannya sendiri di air jernih maka menjerifiah ia. Wadlhuuuh! ampuuuuun, mengapa kelalaku berubah menjadi domba?". '*Itu karena kesalahanmu sendiri', ujar gi Pandhanarang. "Kembalikan ujud kepalaku seperti semula..." pinta Ki Sambangdalan.
Ki Pandhanarang tidak menjawab. Ki Sambangdalan menjadi takut, maka ia terus ikut kemanapun Ki Pandhanarang pergi.

Perjalanan pun sampai di tempat tujuan, yaitu Gunung Jabalkat. Tapi pada saat itu Sunan Kalijaga sedang berdakwah keluar daerah. Ki Pandhanarang berujar bahwa jika Ki Sambangdalan ingin menjadi manusia normal maka ia harus bertirakat dan bertobat. Untuk menebus dosanya Ki
Sambangdalan harus rnengisi jun (padasan) dengan air dibawah bukit. Jun itu tidak tertutup sehingga apabila Ki Sambangdalan sampai di atas bukit airnya sudah habis. Tapi karena ingin kepalanya kembali seperti se-mula maka ia tidak putus asa, setiap hari dilakukannya pekerjaan itu sambil beristighfar, tobat minta ampun kepada Tuhan.

Pada suatu hari Sunan Kalijaga datang ke tempat itu. Mereka bertiga segera duduk bersimpuh. Secara ajaib kepala Ki Sambangdalan kembali seperti ujudnya semula. Jun tempat wudlu tiba-tiba penuh dengan air tanpa ada yang mengisinya. Ketiga orang itu akhirnya belajar dengan tekun ilmu syariat dan hakikat agama Islam atas bimbingan sunan Kalijaga yang diberi gelar Guru Suci lng Tanah Jawa.

Akhirnya mereka dapat mencapai tataran yang tinggi berkat ketekunan dan kesabarannya. Ki Pandhanarang menjadi seorang Wali dan disebut dengan gelar Sunan Bayat karena menyebarkan agama Islam di"daerah Bayat. Sementara Ki Sambangdalan juga menjadi seorang walt
dan disebut sebagai Syekh Domba karena kepalanya pernah menjadi domba.

Sunan Kalijaga memang sengaja menyaclarkan Bupati Semarang tersebut untuk menjadi pengganti Syekh Siti Jenar yang telah dihukum matt karena dianggap sesat dan berlawanan dengan ajaran Walisengo.

Setelah menjadi walt Ki Pandhanarang atau Sunan Bayat mempunyai karomah, diantaranya adalah pada saatu ketika ia menyamar sebagai pelayan tukang pembuat kue srabi. Ikut berclagang ke pasar sambil membawakan kayu bakar.

Pacla suatu hart pasar sangat ramai banyak orang membeli kue srabi, karena laris kayunya habis. Majikannya marah-marah karena Sunan Bayat tidak membawa kayu yang banyak sehingga tidak cukup digunakan melayani para pembeli.

"Kau teledor ! Sekarang bagaimana ? Apakah tanganmu itu dapat kau gunakan Sebagai pengganti kayu bakar ?" hardik si majikan. Tanpa pikir panjang lagi sunan Bayat memasukkan tangannya kedalam tungku dapur dan tangan itu menyala-nyala mengeluarkan apl.

Gemparlah hari itu suasana pasar banyak orang nonton tangan yang mengeluarkan apl dan banyak pula orang yang membeli kue Srabi.

Setelah tahu bahwa pelayannya adalah Sunan Bayat mantan Bupati Semarang maka penjual kue Srabi itu minta ampun berkali-kali, akhirnya suami istri penjual kue srabi itu menjadi pengikut Sunan Bayat yang setia.

Konon, Bayat berasal dari kata Bari'at yang artinya sumpah setia atau tempat pelantikan para wali. Menurut Bapak KH. Nur Miftah dari Bli-tar sekumpulan rombongan pengurus yayasan atau pengurus masjid berziarah ke makam para wali (Walisongo). Terakhir kalinya mereka akan menuju Bayat. Dan di tempat pelantikan para wali ini seseorang akan nampak bakat dan keahlian masing-masing di kepengurusan, pemimpin rornbongan yang sudah ahli akan dapat menerangkan hasil ziarah dari para anggotanya berdasarkan ilham yang tergambar pada tingkah laku
para peziarah.





SUMBER dibawah: LINK sila berkunjung

Ajaran Sunan Kalijaga Tentang Cupu Manik Astagina

Salah satu peninggalan dari nenek moyang kita, yang perlu diuraikan agar menjadi pedoman hidup menuju masyarakat yang sejahtera adalah Asta-brata. Asta artinya delapan, brata artinya tindakan. Jadi, Asta-brata dapat diartikan sebagai delapan macam tindakan. Asta-brata ini diambil dari inti sari wasiat Cupu Manik Asta Gina, atau pegangan hokum bagi para dewa. Konon dengan berpegang pada hokum ini, para dewa dapat memimpin umat manusia menuju kesejahteraan dan kedamaian.

Kalau setiap orang, terutama para pemimpin, berpegang pada asta-brata, maka masyarakat yang sejahtera tidak mustahil terwujud di bumi ini. Adapun asta-brata secara mudah dan jelas digambarkan atau diwujudkan dalam rupa :


1. Wanita: wanita,

2. Garwa; jodoh
3. Wisma : rumah
4. Turangga : kuda tunggangan
5. Curiga : keris, atau senjata
6. Kukila : burung berkutut
7. Waranggana : ronggeng- penari wanita
8. Pradangga : gamelan-bebunyian berirama


Orang atau pemimpin yang utama harus memiliki (mengalami) delapan hal tersebut diatas.Banyak orang yang salah paham, berusaha mempunyai delapan rupa tersebut dalam wujud sebenarnya. Hal demikian ini takkan terwujud. Sesungguhnya delapan hal tersebut sekadar kiasan, dan bukan berarti setiap orang harus memiliki barangnya, tetapi memiliki atau mengalami arti dan wangsitnya.


Wanita, artinya seorang perempuan, yang elok dan cantik, siapapun yang melihat pasti ingin memilikinya. Maka yang dimaksud dengan wanita ini adalah suatu keindahan, sebuah cita-cita yang tinggi. Agar cita-cita itu dapat tercapai, maka orang perlu berusaha sekuat tenaga, belajar, tirakat dan sebagainnya, sebagaimana seorang pemuda yang ingin menggaet dan memiliki gadis cantik.


Garwa, artinya jodoh, suami istri, yang sehati. Garwo sering diartikan sigaraning nyawa, belahan jiwa, jiwa satu dibelah dua atau dua badan satu nyawa. Jadi garwa mengandung arti bahwa setiap orang harus dapat menyesuaikan diri, bisa bergaul dengan siapapun, semua orang dianggap sebagai kawan, hidup rukun dan damai, mencintai sesama, tidak membeda-bedakan orang. Semuanya dianggap sebagai garwa, teman sehidup semati.


Wisma, artinya rumah. Rumah adalah tempat berlindung memiliki ruangan yang luas berpetak-petak untuk menyimpan aneka macam barang. Semuannya dapat dimasukkan kedalam rumah. Demikianlah, setiap orang hendaknya bersifat rumah, yakni dapat menerima siapapun dan membutuhkan perlindungan, sanggup menyimpan dan mengatur segala sesuatu, pun dapat mengeluarkan pikiran dan bertindak bijaksana dan teratur menurut tempat, waktu dan kedaannya.


Turangga, berarti kuda tunggangan, yang kuat dan bagus. Kuda tunggangan bisa berlari cepat, bisa berlari pelan, bisa berjalan sambil menari-nari. Sebaliknya kuda tunggangan juga bisa berlari cepat dengan arah yang tak menentu, bisa terguling kedalam jurang, tergantung orang yang memegang tali kekang. Demikian halnya diri: badan jasmaniah, panca indra dan nafsu kita merupakan kuda tunggangan. Sedangkan jiwa adalah pengendaranya. Bila jiwa dapat menguasai, mengatur dan mengekang diri, maka pergaulan hidup kita akan teratur dengan baik. Sebaliknya, bila jiwa tak dapat menguasai diri, maka hidup kita akan seperti kuda tunggangan yang liar, berlari kesana kemari dan akhirnya tergelincir.


Curiga, artinya keris, senjata tajam yang dipuja-puja. Maka perlulah tiap orang terutama para pemimpin memiliki persenjataan hidup yang lengkap, kepandaian, keuletan, ketangkasan dan lain-lain. Begitu pula pikiran harus tajam, mampu menebak dengan dengan tepat, agar dapat bertindak tepat pula untuk kebahagiaan masyarakat.


Kukila,
artinya burung, burung berkutut yang dipelihara di Jawa, untuk didengarkan suaranya, yang merdu, enak didengar, menentramkan sanubari. Demikianlah, setiap kata yang keluar dari mulut hendaknya enak didengar, lemah lembut, menentramkan orang yang mendengarkannya. Setiap kata yang keluar harus tegas dan bersifat memperbaiki dan membangun, agar siapapun yang mendengar bisa terpikat dan mengindahkannya.


Waranggana, artinya tandak atau ronggen, untuk pandangan waktu menari. Pada zaman dewa-dewa, ini disebut Lenggot-bawa. Peraturannya seperti ini : seorang warangga menari di tengah kerumunan orang, bersama seorang lelaki yang ikut menari. Diempat penjuru ada penari laki-laki yang menari, seakan-akan ikut menggoda si waranggana agar memalingkan mukanya dari yang lelaki yang tengah menari.


Maknah gambaran di atas adalah: dalam usaha meraih cita-cita yang muliah ( waranggana), pasti akan banyak kita jumpai godaan yang mencoba menghalang-halangi pencapaian cita-cita tersebut.
DUA DUNIA PETILASAN SUNAN KALIJAGA Sunan Kali Jaga Full Movie
Sunan Kali Jaga Full Movie ZIARAH SUNAN KALIJAGA DUA DUNIA PETILASAN SUNAN KALI JAGA DOT 02
Related Posts with Thumbnails
--------------- Related Posts with Thumbnails

Blog Archive

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts

Labels

"Al-Mahdi" (1) ( Raden Said) (1) (Rahasia Keramat Wali) (1) 38 Hikmah Sufi Sayyid Ali Shah (1) Abad (1) af'al asma' (1) Akhir Tahun (1) akhir waktu Asar (1) Aku adalah harta yang tersembunyi (1) Al Habib Saiykhon Bin Musthofa Albahr (1) Al-Ghazali Menuju Tasawuf (1) Al-hallaj (1) Allah dapat dikenal (1) Almarhum Ustaz Taha Suhaimi (1) Asy-Syeikh (1) Aurad Muhammadiah. (1) Awal Mula umat Bani Israil Meduakan Allah (1) Awan Misterius Muncul Di Langit Israel (1) AZAZIL Menjadi Iblis (1) Bab Sembahyang (1) Baitul Makmur (1) Bani Tamin (1) Bertasauf Mengikuti Sunnah (1) Bertemu Allah (1) Bhah Agong (1) Bumi Datar (1) bumi-para-wali-allah. (1) Buya Syakur Yasin MA Pon Pes Cadangpinggan (1) Cincin Nabi Sulaiman (1) Cinta Rasul (1) Ciung Wanara (1) CUBAAN MENCURI JASAD RASULULLAH (1) Dabatul Ard (1) Dabatul Ard Makhluk Raksasa (1) Dakwah Dalam Kubur(GUSNUR)Malang (1) DAN MAKJUJ (1) dan suluhlah kedalam diri sendiri (1) Dari mana kita datang (1) diba'i (1) dibaca 3 kali (1) didunia fana (1) Ditemukan Manusia (1) Doa (1) DOA MENGHINDARI DARI (WABAK) (1) dunia kelab dan semantara (1) dunia kosong (1) dunia palsu (1) ghaib (1) ghaib sahaja (1) Gunung Tidar (1) GURU MURSYID (1) HABIB LUTFI (1) HABIB LUTHFI (1) Habib Rizieq (1) hayatilah (1) hisham (1) Hj shaari penulis kitab Makrifah Tok Kenali (1) IBLIS DAN MANUSIA (1) IMAM GHAZALI BERPESAN (1) IMAM MAHDI (1) ISKANDAR ZULKARNAIN (1) islam sufism shahadah shahada (1) Istana DAJJAL (1) Jerry D.Gray (1) JIN (1) JIN BAWA GARAM .manusia membuat masiat (1) jin dari AZRAQ (1) Jiwa yang Merdeka (1) Junaid Al-Baghdadi (1) kampong kosong (1) KELAHIRAN YAKJUJ (1) Kematian Abu Lahab (1) Kembara ke Sidratul Muntaha (1) Kerajaan Jin Terbesar di Dunia (1) KETURUNAN FATIMAH (1) KH RHOMA IRAMA. (1) Kiblat Malaikat (1) Kisah Legenda (1) KIsah Nabi Muhammad (1) KISAH NABI MUSA (1) KISAH NABI NUH AS (1) KISAH PARA NABI (untuk iktibar) (1) Kitab Iblis (1) lepat (1) Makam (1) Makrifatullah (1) Masjid Besar Bandar Kelang (1) Masjid dome of rock (1) Maulana Malik Ibrahim ( SUNAN GRESIK ) (1) Maulidin Nabi Bida'ah (1) mengenal (1) Mengenal diri (2) Mengenal Diri Melalui Tidur (1) Misteri Bulan Mengambang (kuliah) (1) Mistik Kota Ngawi (1) MUFTI SYED ISA SEMAIT (1) Muhammad bin Abdullah As-Suhaimi (1) muslims (1) NABI AYUB (1) NABI MUSA LARI DARI MESIR (1) Nabi Tertidur 1 (1) Nabi Uzair. (1) naqshbandi dhikr (1) nazam (1) NEGARA-NEGARA TIMUR TENGAH (1) OPICK - tombo ati (1) pada wajah diri kita dan pada wajah alam (1) Pak Su Mid (1) paku pulau jawa (1) Pandanglah sifat Allah (1) Pengajian Akbar Bersama Gus Nuril (1) Pengalaman (1) penglihatan makrifat (1) Peristiwa Penting Bulan Rabiul Akhir (1) Petruk Bagong (1) Pohon Ghorqod (1) Prabu Jayabaya (Kitab Musarar) (1) RAWA PENING (1) Rindu Allah Mahabbatillah by Gus iMM (1) Saidina Umar ibni al-Khattab (1) Sebelum Zaman Wali (2) Sejarah Bangsa Jin dan Iblis (1) selidiklah (1) Semar Gareng (1) Semut Bertasbih Kepada Allah SWT’ (1) Setan Kober (1) shaykh (1) Shaykh Hisham Kabbani (1) SIAPAKAH ANAK-CUCU MANUSIA YANG TERSELAMAT DI DALAM BAHTERA NABI NUH ALAIHISSALAM ? (1) sifat (1) SUDAH MUNCUL - PENJELASAN ULAMA (1) sufi (1) SUNAN AMPEL (1) Sunan Gunung Jati (1) SUNAN KALIJAGA (1) Syahidnya Imam Hussein (1) Syekh Siti Jenar Di Hukum Mati (1) Tahlil (1) Tentang Iskandar Zulkarnain (1) Terjemahan.. Surah Al Kahfi (1) Ternyata Ciptaan Sunan (1) tiliklah (1) Tongkat Nabi Musa (1) TUAN GURU HAJI SHAARI (1) Ustaz Don (1) Ustaz Haji Shaari Mohd Yusu (1) Ustaz TM Fouzy (1) Wan Sehan (1) Yakjud dan Makjud.. (1) Yurusalam (1) Zahirnya wajah Allah dipersada alam (1)

DUA DUNIA